This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 04 Maret 2017

Makalah Kurikulum Pendidikan Islam



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latara Belakang
Kata “kurikulum” mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan lebih kurang sejak satu abad yang lalu. Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya digunakan dalam bidang olahraga yang membawa orang dari start sampai finish. Kemudian di gunakan dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan.
Keutamaan mempelajari kurikulum bagi seseorang yang menekuni dunia pendidikan adalah suatu kegiatan yang tidak boleh terlewatkan, karena berbicara pendidikan berarti berbicara kurikulum di dalamnya. Demikian halnya dengan pendidikan islam tentunya tedapat kurikulum di dalamnya. Oleh karena itu, makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah terkait dengan kurikulum pendidikan islam sebagai salah satu materi yang harus dikuasai dan dipahami dalam mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.[1]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari kurikulum pendidikan islam ?
2.      Apa saja dasar-dasar kurikulum pendidikan islam ?
3.      Bagaimana prinsip-prinsip kurikulum pendidikan islam ?
4.      Bagaimana karakteristik dan komponen kurikulum pendidikan islam ?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari kurikulum pendidikan islam.
2.      Untuk mengetahui apa saja dasar-dasar kurikulum pendidikan islam.
3.      Untuk memahami bagaimana prinsip-prinsip kurikulum pendidikan islam.
4.      Untuk memahami bagaimana karakteristik dan komponen kurikulum pendidikan islam.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
Kata “kurikulum” berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan dalam bidang olahraga, yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yakni jarak yang harus ditempuh dala kegiatan berlari mulai dari  start hingga finish. Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Arab, istilah “kurikulum” diartikan dengan Manhaj, yakni jalan yang terang, atau jalan terang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai. Al-Khauli (1981) menjelaskan al-Manhaj sebagai seperangkat rencana dan media untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan di mana guru dan murid terlibat di dalamnya.[2]
Istilah kurikulum kemudian digunakan untuk menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang dipelajari dan juga semua pengalaman yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang harus dilakukan anak. Akan tetapi, bila dibicarakan tentang apa yang disebut experience curriculum atau activity curriculum, maka hal itu akan menyangkut masalah metode pendidikan.
Sesungguhnya apa yang dimaksud dengan experience curriculum dan  activity curriculum itu, dalam pengertian modern sekarang, termasuk kurikulum bukan termasuk metode, karena berkaitan dengan penemuan pengalaman dan kegiatan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pendekatan kata kurikulum bukan sekedar rangkaian ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam kelas, melainkan menyangkut juga semua hala yang mempengaruhi proses belajar mengajar.
Pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli rupanya sangat berpariasi, tetapi dari bebrapa definisi itu dapat ditarik benang merah, bahwa di satu pihak ada yang menekankan pada isi pelajaran atau mata kuliah, dan di lain pihak lebih menekankan pada proses atau pengalaman belajar.
Salah satu tugas pokok filsafat pendidikan islam adalah memberikan kompas atau arah dan tujuan pendidikan islam. Suatu tujuan kependidikan yang hendak dicapai harus direncanakan (diprogramkan) dalam apa yang disebut “kurikulum”.
Antara tujuan dan program harus ada kesesuaian atau kesinambungan. Tujuan yang harus dicapai harus tergambar di dalam program yang tertuang di dalam kurikulum, bahkan program itulah yang mencerminkan arah dan tujuan yang diinginkan dalam proses kependidikan.
Oleh karena itu, kurikulum merupakan factor yang sangat penting dalam proses kependidikan dalam suatu lembaga kependidikan islam. Segala hal yang harus diketahui atau diresapi serta dihayati oleh anak didik harus ditetapkan dalam kurikulum itu. Dengan demikian, dalam kurikulum tergambar jelas secara berencana bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Jadi, kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga kependidikan.
Di dalam kurikulum tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu pengetahuan yang harus diajarkan oleh pendidik (guru) kepada peserta didik, dan peserta didik mempelajarinya, tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan yang dipandang perlu, karena mempunya pengaruh terhadap anak didik, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam, misalnya olahraga, kepramukaan, widya wisata, seni budaya, mempunyai pengaruh cukup besar dalam proses mendidik anak didik, sehingga perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum.
Adapun pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks islam inheren dengan konotasi istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan islam: informal, formal dan non formal.
Hasan Langgulung merumuskan pendidikan islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian pendidikan islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam bekerja dan manis tutur sapanya. Sedangkan Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.
Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut. Dari definisi dan pengertian itu ada tiga unsur yang membentuk pendidikan yaitu adanya proses, kandungan, dan penerima. Kemudian disimpulkan lebih lanjut yaitu ”sesuatu yang secara bertahap ditanamkan ke dalam diri manusia”. Jadi, definisi pendidikan islam adalah, pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian.    
Oleh karena itu, kurikulum pendidikan islam bisa diartikan
penemuan pengalaman dan kegiatan peserta didik dalam proses belajar mengajar yang berdasarkan islam atau system pendidikan yang islami.[3]

B.     Dasar-dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan memiliki peranan penting dalam  tujuan pendidikan yang diharapkan. Untuk itu, kurikulum merupakan pedoman untuk memengaruhi dan membentuk proses pembelajaran. Kesalahan dalam penyusunan kurikulum akan menyebabkan kegagalan suatu pendidikan.
Herman H. Horney memberikan dasar bagi penyusun kurikulum ada 3 macam, yaitu:
1.      Dasar Psikologis, digunakan untuk memenuhi dan mengetahui kemampuan yang diperoleh dan kebutuhan peserta didik.
2.      Dasar Sosiologis, digunakan untuk memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pendidikan.
3.      Dasar Filosofis, digunakan untuk mengetahui nilai yang akan dicapai.
Dasar kurikulum yang dipaparkan di atas masih belum bisa untuk dijadikan sebagai dasar kurikulum pendidikan islam, karena dalam pendidikan islam ada usaha-usaha untuk mentransfer dan menanamkan nilai-nilai agama (Ilahiah) sebagai titik sentral tujuan dan proses pendidikan islam. Oleh karena itu, Al-Syaibany memberikan kerangka dasar yang jelas tentang kurikulum pendidikan islam, seperti yang dipaparkan dibawah ini:
1.      Dasar Agama
Dasar ini hendaknya menjadi ruh dan target tertinggi dalam kurikulum. Dasar agama dalam kurikulum pendidikan islam jelas harus diajarkan dengan berpedoman kepada Al-Qur’an, Al-Hadits, Al-Sunnah, dan sumber-sumber yang bersifat furu’ lainnya.
2.      Dasar Falsafah
Dasar ini memberikan pedoman bagi tujuan pendidikan islam secara filosofis, sehingga tujuan, isi, dan organisasi kurikulum mengandung suatu kebenaran dan pandangan hidup dalam bentuk nilai-nilai yang diyakini sebagai suatu kebenaran, baik ditinjau dari segi ontology, epistemology, maupun aksiologi.
3.      Dasar Psikologis
Dasar ini memberikan landasan dalam perumusan kurikulum yang sejalan dengan ciri-ciri perkembangan psikis peserta didik, sesuai dengan tahap kematangan dan bakatnya, memperhatikan kecakapan pemikiran dan perbedaan perorangan antar satu peserta didik dengan yang lainnya.
4.      Dasar Sosial
Dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan islam yang tercermin pada dasar social yang mengandung ciri-ciri masyarakat islam dan kebudayaannya, baik dari segi pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berpikir dan adat kebiasaan, seni dan sebagainya. Sebab, tidak ada suatu masyarakat yang tidak berbudaya dan tidak ada suatu kebudayaan pun yang tidak berada pada masyarakat. Kaitannya dengan kurikulum pendidikan islam yaitu sudah tentu kurikulum harus mengakar terhadap masyarakat dan perubahan serta perkembangannya.
Dasar-dasar diatas sekiranya dapat dijadikan sebagai landasan utama pendidikan islam. Diharapkan kerikulum pendidikan islam dapat mengantarkan pendidikan islam pada tujuan yang tepat.[4]

C.    Prinsip-prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Menurut Kilpatrick, suatu kurikulum yang baik perlu didasarkan pada tiga prinsip, sebagai berikut:
1.      Meningkatkan kualitas hidup anak didik pada setiap jenjang sekolah.
2.      Menjadikan kehidupan actual anak ke arah perkembangan dalam suatu kehidupan yang bulat dan menyeluruh (all round living). Ia dapat berkembang ke arah tingkat kehidupan masyarakat yang paling baik yang harus diusahakan oleh sekolah yang tidak menghambat masyarakat serta perkembangan kualitas yang tinggi dari hidup anak didik.
3.      Mengembangkan aspek kreatif kehidupan sebagai suatu uji coba atas keberhasilan sekolah, sehingga anak didik mampu berkembang dalam kemampuannya yang actual untuk aktif memikirkan hal-hal baru yang baik diamalkan. Dengan demikian ia dapat mempertanggungjawabkan atas apa yang diperbuat secara kecakapan efektif untuk mengamalkannya secara bijaksana melalui pertimbangan yang matang.
Apabila kurikulum yang didasarkan ketiga prinsip tersebut dapat dirumuskan menjadi program pengajaran di sekolah, maka sudah pasti sekolah akan mampu menghasilkan manusia paripurna. Prinsip-prinsip inilah yang disebut dengan emerging curriculum (kurikulum yang mendorong anak didik untuk maju).
            Prinsip-prinsip dalam pendidikan islam tentang penyusunan kurikulum menghendaki keterkaitannya dengan sumber pokok agama, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits, di mana dan kapan pun lembaga pendidikan itu ada. Prinsip-prinsip yang ditetapkan Allah dan diperintahkan Rasulullah berikut ini dapat dijadikan pegangan dasar dalam kurikulum tersebut.
1.      Firman Allah SWT.:
Carilah segala apa yang telah dikaruniakan Allah kepadamu mengenai kehidupan di akhirat dan janganlah kamu melupakan nasib kehidupanmu di dunia dan berbuatlah kebaikan sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. (QS. Al-Qashash: 77).
2.      Sabda Rasulullah SAW.:
Barang siapa yang menginginkan dunia (kebahagiaan hidup di dunia), maka hendaklah ia menguasai ilmunya, dan barang siapa menghendaki akhirat (kebahagiaan hidup di akhirat), hendaklah ia menguasai ilmunya, dan barang siapa menghendaki keduanya, maka hendaklah ia menguasai ilmu keduanya (Hadits Nabi).[5]

D.    Karakteristik dan Komponen-komponen Kurikulum
Secara umum, karakteristik kurikulum pendidikan islam ialah pencerminan islami yang dihasilkan dari pemikiran berfilsafat dalam seluruh aktivitas dan kegiatan kependidikan dalam prakteknya. Konsep inilah yang membedakan kurikulum pendidikan islam dengan kurikulum pendidikan pada umumnya.
Menurut Al-Syaebany, karakteristik kurikulum pendidikan islam yaitu sebagai berikut:
1.      Kurikulum pendidikan islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak. Agama dan akhlak itu harus berpedoman pada Al-Qur`an dan Al-Hadit serat contoh-contoh dari tokoh terdahulu yang saleh.
2.      Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia.
3.      Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan menyeluruh aspek pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan rohani. Untuk  pengembangan menyeluruh ini kurikulum harus berisi mata pelajaran yang lebih banyak, sesuai dengan tujuan pembinaan setiap aspek. Oleh karena itu, di perguruan tinggi terdapat mata kuliah seperti ilmu-ilmu Al-Qur`an termasuk Tafsir dan Qiro`ah serta mata pelajaran lainnya.
4.      Kurikulum pendidikan islam juga memperhatikan seni halus seperti ukir, pahat, tulis-indah, gambar dan sejenisnya. Dan juga memperhatikan pendidikan jasmani, latihan militer, teknik, keterampilan dan bahasa asing. Hal itu diberikan kepada perseorangan secara efektif berdasar bakat, minat dan kebutuhan.
5.       Kurikulum pendidikan islam mempertimbangkan perbedaan kebudayaan yang sering terdapat di tengah masyarakat (manusia) karena perbedaan tempat dan juga perbedaan zaman. Oleh sebab itu, kurikulum dirancang sesuai dengan kebudayaan yang berkembang seiring bergantinya zaman.
Apabila ditinjau lebih khusus lagi, kurikulum pendidikan islam memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Dalam kurikulum pendidikan islam, tujuan utamanya adalah pembinaan anak didik untuk bertauhid. Oleh karena itu, semua sumber yang dianut harus berasal dari ajaran islam
2.      Kurikulum harus disesuaikan dengan fitrah manusia, sebagai makhluk yang memiliki keyakinan kepada Tuhan
3.      Kurikulum yang disajikan merupakan hasil pengujian materi dengan berlandasankan kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits
4.      Mengarahkan minat dan bakat serta meningkatkan kemampuan akliah peserta didik serta keterampilan yang akan diterapkan dalam kehidupan yang konkret
5.      Pembinaan akhlak peserta didik, sehingga pergaulannya tidak keluar dari tuntunan islam
6.      Tidak ada batasan untuk kurikulum, karena ciri khas kurikulum islam senantiasa relevan dengan perkembangan zaman bahkan menjadi filter kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya didalam kehidupan masyarakat.
Beberapa ciri-ciri kurikulum pendidikan islam yang telah disebutkan diatas, dapat dipahami bahwa kurikulum pendidikan islam menekankan aspek spiritual tinggi dan akhlak yang mulia.
Adapun komponen-komponen kurikulum pendidikan islam yang disebutkan oleh Ahmad Tafsir (2008) adalah tujuan pendidikan, isi atau mata pelajaran, metode atau proses dalam kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.[6]














BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan paparan materi yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat ditarik kesimpulan bahwa kurikulum pendidikan islam adalah segala mata pelajaran yang dipelajari dan juga semua pengalaman yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang harus dilakukan anak termasuk juga pengalaman yang memiliki dasar, prinsip, komponen serta karakteristik yang menekankan aspek spiritual tinggi dan akhlak yang mulia.

B.     Saran
Dalam memahami materi tentang kurikulum pendidikan islam hendaknya di perlukan berbagai macam literature untuk bisa lebih memahami dengan baik materi tersebut.







[1] Rudini, http://contohmakalah28.blogspot.co.id/2015/11/makalah-tentang-kurikulum pendidikan.html. Diakses pada Minggu, 26 Februari 2017 pukul 22.00 WITA
[2] Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2005)  hal 1-2
[3] Ihsan Hamdani, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Setia. 2001) hal 3-5
[4] Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara. 2003) hal 24-27
[5] Ibid, hal 30
[6] Ibid, hal 40